Kabar Terkini

12 June 2013

Produksi Film 'Soekarno'




Kabar-kabar Terkini, Produksi Film 'Soekarno' - "Kita membuat film ini sadar betul bukan sembarangan tokoh. Makanya melibatkan beberapa pihak," ucap sutradara Hanung Bramantyo ketika ditemui di Hotel Four Seasons, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Membuat film mengenai seorang tokoh besar di masa lampau tentunya membutuhkan pendalaman materi pada cerita yang diangkat, apalagi jika berkaitan dengan sejarah. Bagaimana perjalanan panjang produksi film Soekarno sebelum proses syuting dimulai?

Multivision Plus Pictures selaku rumah produksi kemudian melibatkan Yayasan Pendidikan Soekarno (Universitas Bung Karno), dan beberapa sejarawan yang dinilai mengetahui seluk-beluk kehidupan Soekarno, salah satunya Rusdi Husein.

Tim produksi juga mengadakan seminar selama empat hari yang dihadiri keluarga Soekarno, sejarawan, serta pihak-pihak yang kompeten. Seminar tersebut membedah sosok Soekarno dari lahir di Surabaya, Jawa Timur, pada 6 Juni 1901 hingga meninggal dunia di Jakarta pada 21 Juni 1970.

Setelah proses penyamaan persepsi dari data-data yang didapat, tim produksi kemudian menentukan tema yang akan diangkat. Awalnya Hanung berencana membuat film itu menjadi tiga bagian.

"Kita godok lagi kemudian jadi cukup satu film aja 'Indonesia Merdeka,'" ucap Hanung.

Selama penggarapan skenario film tersebut juga dikawal oleh sejarawan. Potongan cerita diteliti agar tidak ada yang melenceng dari sejarah.

"Jadi ini film bagaimana Soekarno lahir di Indonesia, kemudian memerdekakan Indonesia. Premisnya tentang bagaimana Indonesia Merdeka, kenapa Soekarno mau banget Indonesia merdeka, golnya di situ," jelasnya.

Dari proses penggarapan skenario, Hanung mengaku menemukan sosok Soekarno yang berbeda yang terlihat dari kacamata idealis dan pengagum Soekarno. Ada yang memuja, ada pula sebaliknya.

Hanung menghindari filmnya menjadi propaganda baru dengan hanya menampilkan kehebatan-kehebatan Soekarno tanpa menampilkan sisi kekurangannya sebagai manusia. Hanung juga mengambil data untuk filmnya dari buku 'Penyambung Lidah Rakyat' yang merupakan tulisan asli Soekarno, dan 'Di Bawah Bendera Revolusi'.

"Tentunya tidak fair kalau cuma itu. Ada buku Soekarno yang ditulis Bob Hering, itu memuji secara objektif. Ada lawannya, itu buku mengkritisi, salah satunya menyebut Soekarno orang miskin, di-counter di buku Lambert Gibel, itu gaji bapaknya Soekarno itu setingkat eselon 2 PNS kalau sekarang,"lanjut Hanung.

Selain itu, Hanung juga menampilkan satu video yang menurutnya mungkin tidak pernah dilihat orang, yang berasal dari idfilmcenter. "Itu Bung Karno asli lagi makan bareng sama Romusha," lanjutnya.

Saat ini, Hanung masih melakukan proses syuting di Yogyakarta dan Semarang. Film 'Soekarno: Indonesia Merdeka' dijadwaklan tayang pada 22 Desember mendatang.

Sumber : hxxp://hot.detik.com/movie/read/2013/06/11/135344/2270175/229/perjalanan-panjang-produksi-film-soekarno?h990101mainnews

Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook

Terbaru

Kuliner

 

Kabar Kabar Terkini Copyright © 2010 LKart Theme is Designed by Lasantha